Sasar Pedesaan, YESS Program lahirkan Wirausahawan Pertanian Milenial
By Admin
nusakini.com - Peningkatkan ketahanan pangan demi kemaslahatan manusia di masa depan sedang gencar di gaungkan oleh berbagai pohak khususnya Kementerian Pertanian (Kementan). Tetapi sering sekali sektor pertanian ini dianggap sepele oleh generasi muda saat ini. Padahal sektor pertanian dapat dijadikan mata pencaharian yang menjanjikan jika jika dikembangan secara kreatif dan inovatif.
Generasi muda saat ini atau yang lebih sering disebut generasi millenial lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian, hal ini didasari banyaknya anggapan negatif yang sudah sangat melekat pada sektor pertanian, seperti miskin, kotor, resiko rugi besar, terkesan tidak keren dll. Tak hanya itu sektor pertanian sangat erat kaitannya dengan pedesaan yang cukup jauh dari perkotaan, semakin menegaskan anggapan bahwa pertanian itu tidak keren.
Kenyataan diatas menjadi salah satu alasan yang mendasari Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS) Program untuk mengajak dan memotivasi generasi muda di pedesaan untuk kembali menekuni dunia pertanian dan menjadikannya mata pencaharian yang mampu mensejahterakan mereka dan keluarganya. YESS program pun mengubah stigma negatif pertanian melalui penerapan dan pengembangan inovasi pertanian modern.
Kepala Bidang Program dan Kerjasama, Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Setya Budhi Udrayana pada kegiatan Start Up Workshop YESS Program di Bandung, Jawa Barat beberapa waktu lalu menyatakan bahwa Generasi millenial menjadi penentu kemajuan pertanian di masa depan, sebab ditangan mereka lah inovasi dan gagasan kreatif berada guna kelangsungan pembangunan pertanian. Untuk itu program YESS hadir sebagai salah satu upaya gerakan pembangunan SDM petani milenial khususnya di pedesaan.
“Untuk menghasilkan wirausahawan muda pertanian yang kompeten dan handal di empat kabupaten Provinsi Jawa Barat (Sukabumi, Cianjur, Tasikmalaya, Subang) di perlukan adanya komitmen tinggi serta sinergitas antara National Project Management Unit (NPMU), Province Project Implementation Unit (PPIU), District Implementation Team (DIT) serta Kementerian terkait seperti Kementerian Keuangan, Kementerian Koperasi, Kementerian Tenaga Kerja, Bappeda, Perbankan, Perguruan Tinggi, LSM. Kerjasama antara Kementan dan IFAD ini harus disikapi dengan baik oleh berbagai pihak, monitoring dan evaluasi pun harus dilakukan untuk menghindari berbagai kemungkinan penyimpangan. Tentunya seluruh rencana yang telah disusun dalam program YESS tidak akan tercapai bila tidak ada sinergi, koordinasi, serta kolaborasi yang baik diantara semua pihak baik itu dari Pusat, Provinsi, Kabupaten serta Polbangtan”, papar Setya Budhi.
Senada dengan hal tersebut, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Cianjur, M Nano menjelaskan kabupaten Cianjur memiliki potensi sumber daya alam (SDA) yang cukup potensial baik komoditi hortikultura maupun komoditi tanaman pangan. Hal ini akan sia-sia bila tidak ada sumberdaya manusia (SDM) yang mengelola dengan baik. “Bila saat ini kita mengenal sosok generasi milenial yang sukses menjadi pengusaha muda dibidang pertanian (Sandi Okta Susila), kedepan melalui YESS program diharapkan akan lahir puluhan bahkan ratusan sandi-sandi lainnya”, ungkap M Nano bangga. (lely)